Modal Burger Menu

Waralaba Kelontong Rasa Indonesia

Retail yang mengusung konsep <em>minimarket</em> ini, dalam lima tahun terakhir, tumbuh bak cendawan di musim hujan. Kalau awalnya jarak antara minimarket di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi(Jabodetabek) bisa lebih dari 3 kilometer, kini bahkan tak sampai 1 kilometer. Oleh sebab itu bisnis toko kelontong ini sangat ketat. Salah satu pemain besar sektor ini adalah Indomaret. Bisa dipastikan Indomaret selalu hadir di setiap perumahan yang ada di Jabodetabek. Di wilayah ini, terdapat lebih dari 1.200 gerai Indomaret. Secara nasional, per 31 Juli 2007, jumlahnya mencapai 2.167 gerai. Dari jumlah tersebut, sebanyak 887 gerai berkembang melalui model waralaba. Sistem waralaba ini mulai dikembangkan PT. Indomarco Prismatama. Perusahaan yang menaungi Indomaret, sejak 1997, sepuluh tahun seetlah Indomaret berdiri. Menurut Jimmy Caryabudi, Vice Executive Director Indomarco, Indomaret pertama kali didirikan pada 1987 di Pontianak, Kalimantan Barat. ”Letaknya tak jauh dari sebuah area pabrik plywood,” kata Jimmy kepada Hertiana D.P. Dari Gatra. Pola di Pontianak itu kemudian dikembangkan di Jakarta. Kalau sekarang baru sekitar 41% waralaba, lanjut Jimmy, ke depan pengembangan gerai Indomaret akan lebih ditekankan pada sistem ini. ”Tahun depan komposisinya 60% hingga 70% waralaba,” katanya. Untuk selanjutnya, target komposisinya bahkan akan terus dinaikan hingga 80%. Dengan strategi tersebut, Indomarco ingin menjadikan Indomaret sebagai aset nasional dalam jaringan retail waralaba yang kuat dan unggul dalam persaingan global. Karena alasan itu, aspek kualitas layanan dijaga betul oleh manajemen Indomarco. Mereka tidak jorjoran atau asal tidak membuka Indomaret di daerah-daerah, apalagi dalam pengembangan pola waralaba. Aspek kesiapan pasar sangat diperhitungkan, terutama tanggapan masyarakat dengan kehadiran Indomaret. Karena itu, gerai Indomaret di luar Jabodetabek mayoritas masih dipegang Indomarco sendiri. Selektif dan hati-hati itu dipilih agar investor tidak kecewa karena ketidaksiapan pasar menerima keberadaan toko modern. ”Hingga kini, berdasarkan penyebarannya, jumlah waralaba Indomaret di Jabodetabek mencapai 70%,” ujar Jimmy kepada Hertiana D.P. Dari Gatra. Sedangkan sisanya eksis di Bandung, Semarang, Jember dan Surabaya. Dengan pencapaian tersebut, Indomaret bisa dibilang menjadi merek yang sudah sangat kuat dan mapan. Kepercayaan itu diraih bukan tanpa perjuangan. Sejak pemilihan lokasi sampai desain interior serta eksterior diperhatikan betul oleh pihak manajemen. Warna merah, biru dan kuning mencolok bukan sekadar petunjuk adanya gerai Indomaret, tetapi lebih sebagai penanda sebuah kualitas dan kepercayaan, baik untuk investor maupun konsumen. Kejelian dan kehati-hatian pihak manajemen dimaksudkan untuk menjaga kepercayaan investor bahwa memulai bisnis waralaba Indomaret haruslah serius demi meminimalkan kegagalan. Sampai kini, ketidaksuksesan gerai waralaba Indomaret, seperti dikutip situs indomaret.co.id, masih di bawah 10%. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor utama adalah pemilihan lokasi yang tidak strategis. Sebab lain, pemilik yang tidak becus menangani bisnis tersebut. Seperti kurang kreatif dan proaktifnya mitra bisnis mempromosikan serta menangkap keinginan konsumen di kawasannya. Mereka kebanyakan malas memberi masukan kepada pihak manajemen Indomarco. Untuk mengatasi kendala tersebut, maka Indomarco terus fokus meningkatkan performa Indomaret performa Indomaret. Caranya dengan memperkuat basis sumber daya manusia (SDM). Dengan keunggulan SDM, berbagai sasaran bisa dicapai, seperti menghadirkan gerai yang atraktif dan memikat, hingga menciptakan konsumen yang loyal. SDM yang mumpuni adalah kunci menuju sukses. Karena itu, Indomarco rajin melakukan pelatihan dan peningkatan SDM. Banyak hal praktis bisa ditangani apabila SDM-nya bermutu, misalnya saja, kebersihan dan penataan barang-barang yang akan dijual. Di samping meningkatkan kualitas SDM, pihak manajemen juga terus melahirkan pelayanan yang inovatif. Tahun 2006 misalnya, Indomaret menjual Ice Tart Cake untuk keperluan pesta ulang tahun atau berbagai acara lain. Caranya, konsumen bisa memesan dua hari sebelum kegiatan itu diselenggarakan. Sistem ini disebut delivery service. Konsumen cukup datang ke Indomaret, melihat katalog, memilih produknya, kemudian pihak supplier akan mengirimnya sesuai hari yang diminta. Selain itu, beberapa gerai Indomaret juga sudah menyediakan makanan siap saji, minuman the dan kopi. Penyediaan layanan ini sangat bergantung pada kebutuhan dan kondisi konsumen disekitarnya. Sebelumnya, Indomaret telah melakukan terobosan dengan menjual produk buah segar, hingga jumlahnya sampai 15 jenis buah. ”Ini pertama kali di dunia, karena di luar negeri kami tidak menjumpai toko sejenis yang menjual buah sampai 15 item,” kata Jimmy. Menurut Jimmy, berbagai terobosan telah dilakukan Indomaret semata-mata demi kepuasan konsumen. Guna menarik konsumen, Indomaret juga sudah memberi kemudahan pembayaran melalui kartu debit. Bahkan beberapa toko sudah bisa menerima kartu kredit. Selain cara tersebut, secara rutin Indomaret juga menyelenggarakan berbagai program hadiah. Dari hadiah langsung, beasiswa, sampai sepeda motor, bahkan mobil. Jasa lain dari Indomaret yang perlu diperhitungkan adalah pembukaan lapangan kerja. Satu toko kurang lebih mampu menyerap 8-10 karyawan. Jadi, seluruh gerai Indomaret kini menampung sekitar 20.000 pekerja di sektor retail. Melihat perannya dalam mengurangi pengangguran, maka pintu waralaba bagi investor terus dibuka. Investor hanya perlu menyiapkan modal Rp 250 juta-Rp 300 juta. Selain membantu membuka lapangan kerja, investor juga bisa memetik hasil yang pasti. Omset tiap toko per harinya sekitar Rp 8 juta. Lumayan, bukan? (G.A. Guritno / Majalah Gatra Edisi Khusus 17 Agustus 2007)