Modal Burger Menu

Menjadi Orangtua Idaman Bagi Putra-Putri Tercinta

Dalam Kegiatan coaching clinic interactive talk show turut hadir yaitu Marketing Director Indomaret Wiwiek Yusuf, Ari Kartika, GM Marketing Partnership & Communication KidZania Jakarta. dan coaching clinic Melly Kiong. Acara akan diawali dengan pertunjukan sulap oleh KidZania Magic Performance. Dilanjutkan dengan kegiatan coaching clinic yang menghadirkan Melly Kiong, seorang figur wanita Indonesia yang sukses di kehidupan rumah tangga dan karir dalam bidang pemasaran. Melly juga merupakan seorang penulis beberapa buku mengenai seputar keluarga, di antaranya adalah; ‘Siapa Bilang Ibu Bekerja Tidak Bisa Mendidik Anak dengan Baik?’ dan ‘Cara Kreatif Mendidik Anak ala Melly Kiong’. Melly akan berbagi pengalamannya dengan para orangtua; kiat dalam menjalin hubungan komunikasi yang efektif dan kreatif dengan kedua putranya, terutama dalam membangun perilaku dan mental anak, yang merupakan fondasi pembentukan karakter. Banyak rekan dan sahabat mengeluh bagaimana mengatasi perilaku anak mereka, seakan-akan anak merupakan bumerang bagi orang tuanya, loh.. kok bisa tanya saya? “Iya, saya bilang jangan lari-lari, eh.. malah lari ” keluh bapak Agus. Tentunya banyak teman atau saudara kita yang memiliki anak kecil yang mengalami hal serupa Ada beberapa hal yang tidak diketahui oleh orang tua, bagaimana seorang anak memproses informasi yang dia peroleh. Otak yang berada pada diri anak kecil sangatlah jauh berbeda dengan otak yang ada di kepala orang dewasa, Bedanya, seorang anak terutama usia 5 tahun ke bawah memiliki daya serap informasi yang sangat tinggi, mudah sekali mempelajari segala sesuatu. Bahkan beberapa ahli mengatakan usia 0-3 tahun adalah Golden Age. Nah ini jurus yang juga sangat mudah sekali, Bioskop Ajaib adalah jurus untuk memasukan sugesti dengan cara yang cepat dan akurat. Sebagai orang tua kita sebaiknya belajar memiliki kemampuan bercerita ala dongeng kesukaan anak kita, serta kita sesuaikan cerita yang kita buat tersebut dengan nilai-nilai atau aturan yang anak kita butuhkan. Sebaiknya dalam bercerita : Hindari penggunaan kalimat negatif (tidak, jangan) karena otak tidak mengenal kalimat negatif. Misalnya, jika saya minta Anda bayangkan jeruk, apa yang keluar dalam imajinasi Anda? Tulisan J-E-R-U-K atau gambar buah jeruk? Pasti seperti kebanyakan orang lainnya, gambar buah jeruk yang keluar. Kalo saya berkata “tidak” apa yang ada didalam imajinasi Anda? Seperti kebanyakan orang pula, sesaat mereka mencari-cari lalu jawabannya adalah kosong, tidak ada apa-apa. Ungkapkan keinginan Anda secara langsung, misalnya: jangan lari-lari, sebenarnya keinginan Anda duduk tenang. “Jangan nakal ya” sebenarnya maksud Anda anak yang baik. Sebaiknya pilih kata yang tepat saat kita ingin berkomunikasi dengan anak. Ceritakan secara konsisten dengan penuh variasi. Seandainya Anda ingin menenanamkan tentang bagaimana sikap mendengarkan yang baik, ulangi cerita tersebut pada waktu yang berbeda sampai perilaku ini benar-benar sudah menjadi kebiasaannya (biasanya 3-5 kali cerita), dengan tokoh yang berbeda atau membuat cerita yang bersambung. Karena pada dasarnya tiap orang tua di manapun, menginginkan anaknya dapat tumbuh menjadi anak cerdas. Selain tentunya dapat tumbuh menjadi anak baik. Anak yang patuh pada orang tuanya, dan ini merupakan idaman para orang tua. Apalagi didukung prestasi sekolah yang luar biasa. Itu semua bergantung dari pendidikan yang diberikan orang tua dalam mendidik putra-putri tercinta di rumah. Semuanyua berawal dari keluarga. Di sini orang tua menempati peran sangat penting dalam menjaga pertubuhan pendidikan anak. Ada empat pola asuh yang dilakukan orang tua dalam mendidik anak. Dari empat tipe mana yang kerap dilakukan. Adapun empat tipe pola asuh itu antara lain tipe asuh otoriter, yaitu memaksakan kehendak atau keinginan diri sendiri. Maunya orang tua harus dilaksanakan. Tipe ini kurang mempertimbangkan situasi anak. Di sini sudut pandang, dan kepentingan orang yang menjadi utama. Atau dengan kata lain, kepentingan orang tua lebih mendominasi. Lawan dari pola asuh otoriter apa yang disebutnya pola asuh autoritatif. Sebuah pola asuh yang dapat diandalkan yaitu, pola pengasuhan yang melihat kepentingan anak, selain dari kepentingan orang tua itu sendiri. Kepentingan orang tua tapi juga untuk anak. Pola asuh berikut apa yang disebut sebagai pola asuh pemanja. Apa yang menjadi keinginan anak, dan dengan tanpa mempertimbangkan kepentingannya. Semua apa maunya anak. Sedang pola asuh terakhir pola asuh penelantar. Disini kepentingan anak dan kebutuhannya tidak mendapat perhatian dan kasih sayang memadai. “Bisa saja bapaknya dalam mendidik menggunakan pola otoriter, sedang ibu autoritatif. Mana lebih dominan, silahkan ibu bapak nilai sendiri,” imbuh Mely Kiong , di hadapan peserta seminar. Sementara soal kecerdasan menurutnya tidak semata diukur dari keceradasan intelegesi atau IQ. Sebaliknya ada juga yang disebut kecerdasaan emosional, dan kecerdasaan spiritual. Dua keceradasaan terakhir ini dimana anak kenal dirinya, mampu mengendalikan diri, mengenal orang lain, mampu memahami dan mampu kerjasama dengan orang lain. “Kalau anak itu sudah empati, dan mampu kerjasama sama orang lain pasti anak akan lebih besar sayangnya pada bapak ibu. Dampak lebih besar lagi pada lingkungan, dan pada masyarakat yang lebih luas,” jelas Mely Kiong Setelah kegiatan coaching clinic usai, acara dilanjutkan dengan kegiatan seru; lomba ‘Tebak Harga’ yang diadakan khusus bagi anak-anak pengunjung KidZania Jakarta, yang digelar sebagai penutup acara. Berbagai hadiah menarik dari Indomaret dan KidZania telah disediakan untuk para pemenang lomba. (Berita Global.Com)