Modal Burger Menu

Sektor Ritel Makin Menggiurkan

Secara umum, sektor ritel diperkirakan mengalami pertumbuhan 10 % – 15 % ditahun 2005. Namun demikian hingga saat ini konstribusi ritel modern jika dibanding wet market ( pasar tradisional ) masih sangat kecil yaitu baru sekitar 15 %. Artinya perkembangan ritel modern di Indonesia bisa dibilang agak terlambat. Peluang yang masih besar disektor ritel modern inilah yang pemain-pemain baru dan lama gencar mengembangkan usahanya di Tahun Ayam nanti. Bahkan kami mendengar kondisi ekonomi dan politik Indonesia mulai membaik. Singkat kata, kami memperkirakan di tahun 2005 peluang semakin besar, tapi persaingan juga semakin sengit. Yang mungkin sangat sengit persaingannya adalah dalam hal perebutan lokasi. Pastinya setiap pemain memperebutkan lokasi-lokasi yang dinilai strategis. Apalagi di bisnis ini lokasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Perebutan lokasi strategis ini, bisa juga berpengaruh terhadap harga properti. Bisa saja harga ruko jadi naik karena tingginya demand terhadap minimarket. Kami sendiri akan merapatkan barisan dan memperbaiki berbagai kekurangan yang ada selama tahun 2004 – dimana kami begitu kewalahan menangani demand yang sangat tinggi. Tidak sedikit aplikasi yang terpaksa harus kami tunda atau bahkan ditolak. Tahun 2005 kami menargetkan menambah 600 gerai baru. Memang target ini bisa dibilang sangat ambisius. Bukan tanpa dasar kami mencanangkan target itu. Kami melihat minat masyarakat masih sangat besar. Berbagai cerita tentang kesuksesan waralaba Indomaret merupakan salah satu pemicu minat masyarakat mengambil waralaba kami. Ini sangat sesuai dengan strategi kami yang ingin memperbesar porsi waralaba ketimbang toko kami sendiri. Kalau sekarang komposisinya masih 50 : 50, tahun 2005 minimal waralaba akan mengambil porsi 60 %. Kami ingin kepemilikan usaha ini bukan hanya dikuasai oleh Indomaret, tapi semua orang bisa memilikinya. Disitu mereka bisa banyak belajar mengenai bagaimana menjalankan sebuah usaha. Sebagai franchisor jelas akan memperhatikan para franchisee kami. Kami harus bisa memastikan bahwa mereka mendapatkan manfaat. Untuk itu, kami telah menyiapkan berbagai perbaikan terhadap sistem yang kami miliki. Yang pertama akan kami lakukan adalah menambah variasi barang yang dijual. Kami melihat bahwa kami tidak lagi cukup hanya menjual ,kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari, kami harus kembangkan lagi. Konsumen juga butuh produk-produk lain, misalnya buah-buahan, mainan anak, juga fresh food. Selain itu, kami juga akan mengembangkan berbagai kemudahan dalam pembayaran. Misalnya, menjalin kerjasama dengan pihak bank agar memungkinkan konsumen kami bertransaksi menggunakan kartu debet atau kartu kredit. Semua akan terus kami tingkatkan. Semua itu agar konsumen berpikir bahwa mereka tidak perlu jauh-jauh membeli berbagai kebutuhannya, cukup ke Indomaret. Kami juga akan memperbaiki sistem TI yang ada saat ini. Bisnis ritel ini memiliki ketergantungan yang besar pada TI. Karena itu, kami akan menyempurnakan kembali sistem TI yang digunakan, karena kami sadar bahwa dengan lompatan yang besar itu kontrolnya akan semakin sulit. Jadi harus dengan cepat kami kendalikan masalah itu. Kami optimistis bisa mengatasinya. SDM juga akan terus kami tingkatkan kualitasnya. Caranya, program pelatihan yang sudah berjalan saat ini akan terus ditingkatkan. Kami pun sudah menjalin kerjasama dengan IBII untuk meningkatkan kualitas SDM yang kami miliki. Bisnis ini tidak main-main, kami bertanggung jawab pada orang banyak yang sudah membeli waralaba dari kami. Karena itu SDM sangat penting. Meski demand terhadap waralaba Indomaret begitu besar, sampai saat ini kami belum berencana menaikan fee waralaba. Kami juga akan terus mengembangkan kebeberapa daerah yang belum tergarap, baik di Jawa maupun luar Jawa. (SWA SEMBADA No. 01/XX/6 – 8 Januari 2005 Hal 45-46)